Setelah sekian lama berharap untuk pergi ke Palembang, akhirnya kesampaian juga. Seneng rasanya bisa melihat jembatan Ampera dengan latar belakang langit biru dan awan putih. Sebelum berangkat ke Palembang, aku sempat mencari tahu apa aja yang bisa aku lakukan di sana. Salah satunya adalah berkunjung ke Pulau Kemaro.
Gimana sih rasanya bisa susur sungai Musi dengan menggunakan perahu ketek dan apa sih legenda dari pulau Kemaro? Itu sih yang membuat aku menjadi penasaran saat datang ke Palembang.

Penampakan pulau kamaro dari kejauhan
Pulau Kemaro menyimpan sejarah tentang kisah percintaan

Klenteng di pulau Kemaro
Siapa sangka Pulau Kemaro yang ada di tengah sungai Musi ini punya kisah masa lalu. Kisah masa lalunya tak lain adalah tentang sebuah kisah percintaan seorang saudagar dari Tiongkok yang bernama Tan Bun An. Konon, Tan Bun An datang ke Palembang dan bertemu dengan Raja Palembang untuk meminta izin berdagang.
Namun, alih-alih meminta izin, justru Tan Bun An bertemu dengan putri Raja bernama Putri Fatimah dan mereka pun jatuh cinta. Tan Bun An pun pada akhirnya membawa si Putri Fatimah datang ke Tiongkok untuk bertemu dengan orang tuannya.

Makam Tan Bun An dan Putri Fatimah
Sepulangnya dari Tiongkok Tan Bun An dibekali oleh orang tuanya tiga buah gucci yang katanya isinya emas. Di tengah jalan, perahu yang mereka tumpangi oleng karena terlalu banyak beban, akhirnya Tan Bun An harus mengurangi beban. Dilihatlah tiga guci yang dia bawa, betapa murkanya saat melihat guci tersebut berisi sayuran busuk, akhirnya guci tersebut dibuang di sungai Musi, pada guci ketiga pecah dan emas yang ada di dalamnya pun berhamburan.

lalu lintas di sungai Musi
Tan Bun An pun kaget melihat isi guci sebenarnya. Merasa menyesal, Tan Bun An loncat ke Sungai Musi untuk mencari harta yang dibuang tadi. Nah, melihat Tan Bun An tidak kembali ke permukaan, putri Fatima pun ikut menyusul terjun ke sungai Musi, dikuti oleh dua pengawalnya.
Sampai sekarang pun jasad mereka tidak diketemukan. Malah muncul sebuah gundukan tanah yang sekarang disebut pulau Kemaro. Masyarakat pun membuat makam mereka di sana. Di sana pun dibangun sebuah pagoda untuk tempat ibadah.
Beruntung bisa masuk ke dalam Pagoda
Setiap tahun baru imlek, tempat ini selalu ramai pengunjung yang hendak ziarah dan berdoa. Pagoda yang ada di Pulau Kamaro pun tidak dibuka setiap saat. Hanya hari-hari tertentu saja. Namun, saat aku datang ke sana bersama teman-teman blogger lainnya, kami dipersilahkan untuk masuk ke dalam pagoda. Kami pun diberikan kesempatan untuk melihat makam, putri Fatimah dan Tan Bun An.
Untuk menempuh perjalanan ke Pulau Kamaro, kita bisa naik perahu ketek atau bus air dari Dermaga BKB (Benteng Kuto Besak). Jika kita datang seorang diri maka kita bisa naik bersamaan dengan penumpang lain. Banyak kok yang menjajakan jasa kapal ketek untuk menyebrang ke Pulau Kemaro.
Rasanya rugi kalau sudah jauh-jauh datang ke Palembang tapi nggak datang ke pulau Kemaro dan tidak menyusuri sungai Musi. Seru lho, bisa menyusuri sungai sebesar itu dengan perahu dan melihat ramainya arus lalu lintas sungai.
Makan Pempek di atas perahu di bawah jembatan Ampera
Tentu terasa kurang jika datang ke Palembang tapi nggak makan pempek asli Palembang. Kayak gimana sih pempek yang asli itu? Ya, pempek yang kita makan di tempat asalnya. Haha.
Tapi beneran deh, kalian harus rasakan gimana rasanya makan di atas kapal sambil goyang-goyang. Seru itu, bikin pusing banget. Berada di atas perahu yang diam itu bikin pusing dan rasanya beda saat makan ayam goreng di atas perahu yang sedang jalan. Haha.
***
Konon, kalian yang berpasangan datang ke pulau Kemaro, cinta kalian akan abadi. Katanya sih begitu, percaya nggak percaya coba aja buktikan.
Aku mah empek-empeknya aja dehh, hehehe
makanan wajib itu….hehe
makanan wajib itu….hehe
jadi sudahkah kamu menemukan cinta di Pulau Kemaro? 😀
Jadi kira-kira kamu ketemu cinta sejati nggak nih sepulang dari sana? :))
Lo dicariin pak perahu belum bayar kopi sama pisang goreng 4 buah
Jadi kira-kira kamu ketemu cinta sejati nggak nih sepulang dari sana? :)) (100000)
Saya sudah pernah datang ke Pulau Kemaro. Semoga cinta saya kepada siapa pun tetap abadi seperti sepasang kekasih yang diabadikan di Pulau ini…
Ngomong-ngomong, makan pempek di tempat aslinya lebih seru ya.. rasanya sedikit berbeda dari yang di Tangerang
Brtul mb Evi….lebih seru.
Yang jomblo diharuskan ke sini nih.
Belum pernah kesini. Baiklaah berarti kesini mesti bawa gebetan. Biar abadi yaah
Hasil dari Pulau Kemaro ditungguin. Cinta sejatinya
Seru banget perjalananya, penasaran makan pempek di atas perahu hehehe,,,
Mi, foto pohon cintanya mana mi ? pan musti datangin pohon cinta dulu, biar ketemu jodoh sejati.
jangan mbak, banyak pahatan nama-nama orang haha
Semoga kesampaian main ke Palembang besok kangen teman-teman dan pengen menjelajah..
Yah, kasian banget ya. Gara-gara emas jadinya malah berujung pada kematian
Jadiiiii menu makanan di atas perahu juga gak jauh-jauh dari Pempek? Kirain ada nasi pecel gituuu. Ckckck, mabok-mabok, deh, haha
karepku lontong balap mbak mbek rujak cingur…hahaha